Equityworld Futures Semarang : Bijih besi berjangka China membukukan kerugian minggu ke-4 karena kekhawatiran kontrol output baja

Equityworld Futures Semarang - Benchmark bijih besi berjangka di China jatuh pada hari Jumat dan mencatat penurunan mingguan keempat berturut-turut, karena kekhawatiran atas kontrol produksi baja membayangi permintaan untuk bahan pembuatan baja dan melahap keuntungan yang dicatat awal pekan ini.

Secara keseluruhan pasokan bijih besi dari empat penambang teratas diperkirakan akan meningkat secara signifikan pada paruh kedua tahun 2021, tulis SinoSteel Futures dalam sebuah catatan.Jika kontrol produksi terkait lingkungan diterapkan secara ketat, pasar mungkin mengalami kelebihan pasokan bijih besi, tambah catatan itu. 

Bijih besi berjangka yang paling aktif diperdagangkan di Dalian Commodity Exchange, untuk pengiriman September, ditutup turun 3,7% menjadi 1.163 yuan ($ 179,25) per ton. Mereka turun 1,6% minggu ini.

Harga spot bijih besi dengan kandungan besi 62% untuk pengiriman ke China tidak berubah pada $219 per ton pada hari Kamis, menurut konsultan SteelHome. 

Coking coal berjangka di bursa Dalian turun 1,1% menjadi 1.857 yuan per ton.Coke berjangka turun 1,6% menjadi 2.495 yuan per ton. 

Tingkat pemanfaatan kapasitas tanur sembur di 247 pabrik baja pulih menjadi 86% pada hari Jumat dari 81% seminggu sebelumnya, tetapi masih jauh lebih rendah dari tingkat yang sama tahun lalu, data dari konsultan Mysteel menunjukkan.

Rebar baja yang paling banyak diperdagangkan di Shanghai Futures Exchange, untuk pengiriman Oktober, naik tipis 0,3% menjadi 5.428 yuan per ton. 

Kumparan canai panas, yang digunakan di sektor manufaktur, meningkat 0,4% menjadi 5.795 yuan per ton pada penutupan.

Rebar dan gulungan canai panas masing-masing naik 5,9% dan 7%, minggu ini. 

Shanghai stainless steel futures, untuk pengiriman Agustus, melonjak 1,6% menjadi 17.360 yuan per ton. 

Harga gerbang pabrik China naik pada kecepatan yang sedikit lebih lambat pada bulan Juni menyusul upaya pemerintah untuk mengendalikan harga komoditas, data dari biro statistik menunjukkan. Source reuters

News edited by Equityworld Futures Semarang