PT Equityworld Futures Semarang – Harga Emas Dekati Rekor Tertinggi, Ditopang Suku Bunga The Fed dan Gejolak Global
PT Equityworld Futures Semarang – Harga emas dunia kembali menguat pada Rabu (24/9/2025), bertahan di dekat level tertinggi sepanjang sejarah.
Sentimen pasar didorong oleh meningkatnya ekspektasi pemangkasan suku bunga lebih lanjut di Amerika Serikat (AS) serta ketidakpastian geopolitik global yang mendorong investor mencari aset aman.
Data menunjukkan harga emas spot naik 0,4% menjadi US$ 3.778,78 per ons pada pukul 07.43 GMT. Sehari sebelumnya, emas sempat menyentuh rekor tertinggi US$ 3.790,82 per ons.
Sementara itu, kontrak emas berjangka AS untuk pengiriman Desember justru terkoreksi tipis 0,1% menjadi US$ 3.812,10 per ons.
Kenaikan emas terjadi seiring pernyataan hati-hati Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengenai arah kebijakan moneter.
Pada Selasa, indeks S&P 500 anjlok 0,6%, penurunan harian terbesar dalam tiga pekan terakhir, setelah Powell menegaskan bahwa The Fed masih berhati-hati menimbang antara pelemahan pasar tenaga kerja dengan risiko inflasi yang kembali meningkat.
Ole Hansen, Kepala Strategi Komoditas Saxo Bank, menilai reli harga emas saat ini didorong oleh biaya pendanaan yang lebih rendah di AS, kekhawatiran pasar terhadap valuasi saham yang terlalu tinggi, independensi The Fed, serta risiko geopolitik yang makin meningkat.
Pasar kini menantikan rilis data Indeks Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) AS pada Jumat mendatang, yang menjadi tolok ukur utama inflasi bagi The Fed. Indikator ini dipandang sebagai penentu arah kebijakan moneter berikutnya.
Menurut CME FedWatch Tool, pelaku pasar memperkirakan masih ada dua kali pemangkasan suku bunga masing-masing 25 basis poin pada Oktober dan Desember tahun ini, dengan probabilitas masing-masing mencapai 93% dan 79%.
Secara historis, emas dikenal sebagai aset lindung nilai yang menguat pada periode ketidakpastian dan ketika suku bunga rendah, karena imbal hasilnya menjadi relatif lebih menarik dibandingkan aset berbunga.
Dari sisi geopolitik, ketegangan internasional turut memperkuat permintaan emas. NATO pada Selasa memperingatkan Rusia bahwa pihaknya siap menggunakan “semua instrumen militer dan non-militer” untuk mempertahankan diri.
Sementara Presiden AS Donald Trump mengubah retorika dengan menyatakan Ukraina berpeluang merebut kembali seluruh wilayah yang saat ini masih diduduki Rusia.
Ricardo Evangelista, Analis Senior di ActivTrades, menilai kombinasi faktor geopolitik dan ekspektasi pelonggaran moneter akan membuat emas bertahan di atas level US$3.750 per ons dalam jangka pendek, dengan potensi terbentuknya level resistensi baru di kisaran US$3.900 per ons.
Selain emas, harga logam mulia lain juga menguat. Perak naik 0,5% ke US$44,23 per ons, mendekati rekor tertinggi dalam 14 tahun terakhir. Platinum naik 0,4% ke US$1.483,53 per ons, sementara paladium meningkat 0,3% ke US$1.225,46 per ons.
Kombinasi ekspektasi pemangkasan suku bunga, ketegangan geopolitik, dan sentimen pasar yang rapuh menempatkan emas serta logam mulia lain pada posisi yang semakin kuat sebagai aset lindung nilai dalam waktu dekat.
Komentar
Posting Komentar