PT. EQUITYWORLD FUTURES Dolar Stabil di 7 Bulan Tertinggi Terkait Spekulasi Kenaikan Suku Bunga Fed di Desember

PT. EQUITYWORLD FUTURES – Dolar berada di dekat level tertingginya sejak Maret setelah mengalami kenaikan terhadap semua mata uang utama pasar negara berkembang pada bulan lalu di tengah meningkatnya kepercayaan kepada Federal Reserve yang akan menaikkan suku bunga tahun ini.

Indeks Spot Dollar Bloomberg raih kinerja terbaiknya  sejak Oktober 2008, melonjak 2,2 % seiring probabilitas berbasis pasar dari pengetatan kebijakan moneter Fed pada akhir Desember naik menjadi lebih dari 70 % dari sebelumnya dibawah 60 % pada akhir September. 
Data hari Senin menunjukkan pembelian konsumen AS meningkat dibulan September, yang terbesar dalam tiga bulan terakhir karena pendapatan bertambah, mendukung kasus untuk biaya pinjaman yang lebih tinggi.

Indeks dolar Bloomberg, yang mengukur kinerja mata uang AS terhadap 10 mata uang utama lainnya, sedikit berubah pada pukul 09:09 pagi waktu Tokyo. Pada tanggal 28 Oktober, menyentuh level tertinggi sejak 16 Maret. Dolar stabil berada di level ¥ 104,84 dan di level $ 1,0969 per euro. 
Devaluasi yuan tersebut, menurut David Sumual selaku ekonom Bank Central Asia, mengakibatkan terjadinya perubahan struktural (tectonic shift) dalam pasar finansial global. Rupiah pun terpengaruh oleh perubahan ini.
"Sejak dua minggu lalu, mata uang global melemah semua terhadap dolar Amerika," kata David kepada wartawan BBC Indonesia, Isyana Artharini.
Dari sektor domestik, pelemahan ini juga disebabkan oleh isu-isu ekonomi yang relatif masih sama, yaitu bagaimana pemerintah mempercepat belanja agar infrastruktur mulai dibangun dan meyakinkan investor untuk melakukan investasi langsung.
Sayangnya, upaya melakukan investasi langsung ini terhambat oleh sentimen pasar yang masih negatif terhadap Indonesia.
David juga melihat potensi perekonomian Indonesia sebenarnya masih bagus, namun hal itu bergantung pada kemampuan pemerintah menjaga stabilitas harga pangan dan menghilangkan isu-isu yang mengganggu stabilitas tersebut.
"Sekarang kan harga daging tiba-tiba naik, isunya kadang mau impor kadang enggak, kadang bilang suplai cukup, kadang kita bilang kekurangan pasokan. Ketersediaan datanya kadang kita suka bingung nih, yang benar yang mana," tambah David.
Meski begitu, menurut David, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih salah satu yang tertinggi di Asia setelah Cina, Filipina, dan India. Ada negara-negara lain yang mengalami situasi lebih parah dari Indonesia, namun negara-negara yang melakukan reformasi struktural, kondisinya relatif lebih baik.
"India berhasil melakukan reformasi struktural sehingga meski mata uangnya masih lemah, tapi pelemahannya tidak sedrastis mata uang yang lain," ujar David.
Perombakan kabinet adalah upaya untuk melakukan perubahan struktural tersebut meski butuh waktu untuk melihat hasilnya.
Di sisi lain, menurut David, pemerintah dan otoritas juga harus menyiapkan rencana darurat untuk menghadapi kemungkinan terburuk, terutama dari sisi stabilitas harga pangan, mempercepat belanja infrastruktur, dan meyakinkan investor.
"Bukan saran-saran baru, sudah lama diminta tapi kelihatan pemerintah masih perlu mempercepat lagi," kata David.
Equity world Futures Pemerintah juga harus menentukan langkah yang hendak diambil agar nilai tukar ke depan lebih stabil.
Dalam pidatonya di sidang umum MPR/DPR, Presiden Jokowi menargetkan kurs rupiah terhadap dolar Rp13.400 pada awal 2016. Menanggapi target ini, David mengatakan, angka ini masih sulit untuk dicapai karena kondisi-kondisi fundamentalnya yang masih lemah.
"Bank Indonesia beberapa kebijakan sudah ada, tapi pemerintah gimana?" kata David.

Kondisi darurat

Sementara itu, pengamat mata uang Farial Anwar mengatakan bahwa meski ada faktor eksternal yang bermain seperti spekulasi kenaikan suku bunga di AS dan devaluasi yuan, namun kurs rupiah yang sudah mencapai Rp14.050 harus dilihat sebagai kondisi darurat.
"Ini level rupiah sudah oversoldundersell. Sudah tidak ada pembenaran yang menyebutkan kurs rupiah ini bagus untuk perekonomian Indonesia. Sudah tidak ada lagi hubungannya dengan fundamental ekonomi. Sudah lebih banyak diguncang oleh permainan spekulator. Apakah kejatuhan saham ini masih akan berhenti atau terus berlanjut? Ini jadi pertanyaan besar," kata Farial pada BBC Indonesia.

Sumber : Bloomberg

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENGALAMAN SELEKSI KERJA PT. EQUITY WORLD FUTURES

Equityworld Futures Semarang : Saham Eropa membukukan kerugian minggu keempat berturut-turut di tengah kegelisahan Fed

Equityworld Futures Semarang - Fed Beritahukan Ketidakpastian Atas Dampak Naiknya Treasury Yields

Member of :

KBI | PT EQUITYWORLD FUTURES BAPPEBTI | PT EQUITYWORLD FUTURES JFX | PT EQUITYWORLD FUTURES ForexIndonesia | PT EQUITYWORLD FUTURES